Sunday, November 18, 2007

Greatly Rejoice (?)

In this you greatly rejoice, even though now for a little while, if necessary, you have been distressed by various trials, so that the proof of your faith, being more precious than gold which is perishable, even though tested by fire, may be found to result in praise and glory and honor at the revelation of Jesus Christ...
1 Peter 1:6-7 NASB

Maybe... that would be a slight reflection of what I am facing these days in ministering my precious little children and dealing with the community who calls themselves, God's chosen ones. Since I started about 6 (six) months ago, I knew this day would come when I will be given tough choices to take. I used to be quite bitter and fierce as I felt that I was being wronged, but... it should not matter that much anymore. My LORD will make it right one day. Now, I'll just continue the journey. I know I am never alone...


Thank you Lord for allowing me to know that Yessi herself has a burden upon the matter. She still refused to sign the papers I gave and I let her know I am willing to be back teaching anytime when it is cleared. There should be more people stand out to speak up for the truth, but this is I can do so far. I know and believe, You will help guarding my every step. Little by little. Little by little, that's how...!

May the Lord bless your decision and carry you into another world of ministry. It's not going to be easier, in fact it will be more difficult to adjust, because it's grounded in the issues of controversial matters. What a shame!

Only God knows who is right, we can only assume and resume. Thanks for sharing! It's comprehensively clear. Keep on striving to be what He wants you to be and to do what He wants you to do. You are growing by God's Grace, Grace!
CJ


Jakarta, 18 November 2007


Dear Kak Hetty, Semu Aletta, Yessi, Hanny, Ci Indah dan Tina yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus,

Pada hari Minggu yang lalu, 11 November 2007, Kak Hetty mengajak saya untuk berbicara mengenai kegiatan saya sebagai salah satu guru Sekolah Minggu GR Pusat, sehubungan dengan aktivitas saya dalam berbagai acara yang diadakan oleh Pdt. John Lucas. Kesimpulan yang saya dapatkan pembicaraan itu, saya baru bisa tetap menjadi guru Sekolah Minggu GR Pusat jika saya tidak lagi berbagian dalam acara-acara yang diadakan oleh Pak Lucas ataupun komunitas Kristen lain yang non-GR, sampai batas waktu yang belum ditentukan.

Saya kemudian meminta waktu kepada Kak Hetty untuk berpikir sambil berencana untuk berbicara dengan Pak Lucas dahulu agar mendapatkan klarifikasi akan berbagai hal yang saya dengar selama ini tentang beliau, dengan tujuan agar membantu saya mendapatkan gambaran yang lebih menyeluruh tentang apa yang terjadi antara Pak Lucas dengan Pak Thomas. Saya harapkan dengan mengetahui hal ini (yang boleh dibilang sebagai penyebab utama munculnya ketentuan ini) akan menolong saya dalam mengambil keputusan.

Tetapi akhirnya saya memutuskan untuk terlebih dahulu mengambil keputusan baru kemudian bertanya kepada Pak Lucas. Karena saya akhirnya menyadari bahwa yang ingin saya tanyakan hanyalah soal klarifikasi atas suatu kejadian yang telah lampau, unchangeable things, dimana sangat mungkin hanya sebagian kecil sekali dari hasil pembicaraan itu yang akan mempengaruhi keputusan yang harus saya ambil. Sehingga kalau saya boleh berbagi inilah beberapa hal utama yang menjadi pemikiran saya:

  • Kalaupun memang Pak Lucas bersalah dalam masalah uang yang dikatakan belum dipertanggungjawabkan beliau, maka bagaimana saya harusnya bersikap dalam hal ini, terutama yang terkait dengan pertanggungjawaban atas sikap yang saya ambil dalam masalah ini di hadapan Tuhan.
  • Bagaimanakah kebenaran Tuhan yang diwahyukan lewat Alkitab akan memimpin saya mengaplikasikan yang sudah saya ketahui dalam tindakan nyata saya sekarang, terlepas dari apa/siapakah yang saya hadapi sekarang.
  • Menjelang akhir tahun yang lalu sudah ada banyak hal yang terpeta untuk saya lakukan sepanjang 2007-2008 yang salah satunya akan melibatkan extensive travelling outside Jakarta and abroad, ditambah lagi komitmen saya akan waktu untuk belajar. Itulah sebabnya di awal tahun 2007 saya sempat meminta kepada Yessi agar tidak dijadikan pejabat kelas. Selama ini saya ‘cukup berhasil’ untuk bisa terus hadir setiap hari Minggu, tetapi untuk beberapa bulan ke depan mungkin tidak demikian.

Selain itu di pertengahan tahun 2007 ini Papa saya mengalami kemerosotan fisik yang cukup drastis sehingga saya mencoba meluangkan lebih banyak waktu di hari Sabtu-Minggu untuknya.

Atas dasar berbagai pemikiran itulah akhirnya saya memutuskan untuk menerima ketentuan untuk di-non-aktif-kan dari kegiatan saya sebagai salah satu guru Sekolah Minggu GR Pusat jika saya masih tetap berbagian dalam berbagai kegiatan komunitas Kristen lain yang non-GR/ST, hingga waktu yang belum ditentukan.

Sehubungan dengan Pak Lucas, ini adalah suatu pilihan yang tidak mudah karena saya harus memilih diantara dua pilihan yang sama-sama tidak enaknya. Antara melepaskan kegiatan sebagai guru Sekolah Minggu sehingga bisa berbagian di kegiatan Pak Lucas, dengan tetap menjadi guru Sekolah Minggu dan mengambil sikap berseberangan dengan Pak Lucas.

Secara pribadi, apapun yang terjadi antara Pak Thomas dengan Pak Lucas saya berharap untuk tidak membuat jarak diantara mereka semakin lebar karena ini bukan soal pemisahan dalam konteks organisasi semata, it’s not that simple. Tetapi bagaimana saya seharusnya menjembatani keterpisahan yang sedang terjadi. Mungkin inilah salah satu langkah yang harus saya ambil untuk mencapai tujuan itu. Sulit menentukan bagaimana awalnya ini semua terjadi sehingga hanya kebesaran hati dan kasihlah yang mungkin pada akhirnya nanti akan bisa mempersatukan Pak Thomas dengan Pak Lucas kembali.

Semoga kita semua yang terlibat di dalamnya akan semakin mendukung bersatunya mereka kembali dan bukan semakin memisahkan mereka. Saya yakin pada akhirnya setiap anak Tuhan yang berselisih akan dIndahmaikanNya kembali. Kalau tidak di bumi ini, pasti satu saat di Surga nanti. Sehingga yang penting buat saya pribadi sekarang adalah bagaimana pertanggungjawaban saya di hadapan Tuhan atas peristiwa yang diijinkannya bersentuhan dengan saya sekarang.

Ada beberapa pemikiran yang kalau boleh saya share-kan di lembar terakhir surat ini. Mohon maaf sebelumnya kalau ada tulisan yang dirasa menyinggung dan tidak bijak dalam memandang masalah ini. Itu hanyalah pemikiran saya, belum tentu saya benar dan tentu saja pemikiran itu tidak harus diterima atau bahkan dibaca. Sekali lagi mohon maaf kalau ada kata-kata yang tidak berkenan.

Saya sengaja menuliskan surat ini agar jika ada pertanyaan dengan non-aktif-nya saya sebagai guru Sekolah Minggu GR Pusat, mohon agar surat ini dijadikan referensi untuk menjawabnya, sehingga apa yang disampaikan adalah berasal langsung dari saya, terlepas dari interpretasi pribadi tiap orang setelah membacanya. Saya juga akan mengirimkan surat ini lewat email kepada kalian semua (yang saya sebutkan di atas). Saya persilahkan jika ada yang ingin bertanya lebih lanjut kepada saya, hanya saja saya prefer untuk menjawabnya lewat tulisan sehingga membantu saya menjaga setiap kata yang keluar dari mulut saya terutama di saat-saat ini.

Hari Minggu ini, 18 November 2007 akan menjadi hari terakhir saya mengajar di Sekolah Minggu GR Pusat. Saya akan berpamitan pada anak-anak di kelas dengan disaksikan rekan-rekan guru lainnya yang ada di kelas. Saya bersedia tetap membantu rekan-rekan saya selama masa handing over ini, meskipun tidak akan hadir lagi di kelas.

Sekian surat saya, terima kasih untuk kesediaan rekan-rekan untuk membacanya Terima kasih juga untuk kasih rekan-rekan semua kepada saya selama ini, kiranya Tuhan terus menyertai kita semua.

..........Penulis, .........................................................................................Penerima,



Xaris GM ............................................................................(…………………………………)
..........................................................................* Penerima tidak bertanggung jawab atas isi surat ini.

*There are two copies of this letter for my archive & GR Pusat Sunday School’s.

Terlampir beberapa pertanyaan yang muncul dari pembicaraan dengan Kak Hetty di minggu yang lalu, 11 November 2007. Ini adalah pertanyaan pribadi yang mungkin tidak ada jawabannya/perlu dijawab. Saya hanya ingin share apa yang jadi refleksi dari pemikiran saya dalam hal ini – see the next page.

  • Apakah sebabnya dengan status sebagai aktivis GR maka saya tidak boleh ikut dalam kegiatan yang diadakan oleh komunitas Kristen lain non-GR (dalam hal ini yang agaknya jadi fokus adalah kegiatan FWR-nya Pak Lucas)?
  • Jika yang tidak boleh saya ikuti adalah segala kegiatan yang diadakan komunitas Kristen lain non-GR, dimana larangan ini juga diberlakukan pada majelis, hamba Tuhan dan para aktivis GR yang lain, lalu bagaimana dengan aktivis-aktivis (hamba Tuhan/majelis/anggota) yang bukan berasal dari GR (tidak menjadi anggota resmi GR) tetapi sudah turut aktif dalam kegiatan-kegiatan GR? Bagaimana mereka bisa tetap jadi aktivis di GR sambil pula berbagian dalam kegiatan di tempat asal mereka?
  • Apakah ini berarti GR akan berjalan sendiri menjalankan visi yang dikatakan diberikan Tuhan lewat Pak Thomas? Bagaimana dengan komunitas invisible churches yang berstatus non-GR? Apakah kita akan memisahkan diri dari mereka? Karena jika kita melarang para aktivis/hamba Tuhan/majelis kita berbagian dalam kegiatan di tempat lain, maka kita juga seharusnya tidak memperbolehkan para aktivis (termasuk hamba Tuhan/majelis/anggota) dari tempat lain berbagian pula dalam kegiatan di tempat kita.
  • Jika larangan ini dikarenakan yang mengadakan adalah Pak Lucas? Apakah alasannya? Apakah Pak Lucas mengajarkan hal yang menyesatkan dalam konteks pengajaran yang melawan kebenaran Alkitab?
  • Jika memang ada masalah antara Pak Thomas dengan Pak Lucas soal uang yang dikatakan belum dipertanggungjawabkan oleh Pak Lucas, seberapa signifikan masalah itu sehingga GR harus mengadakan ketentuan yang tidak memperbolehkan para aktivis, hamba Tuhan dan majelis untuk ikut kegiatan yang diadakan Pak Lucas?

Apakah kasus MR Toronto yang melepaskan diri akan dijadikan salah satu alasannya? Apakah kita sudah tahu persis bagaimana hal yang sebenarnya terjadi disana sebelum mengaitkannya dengan Pak Lucas?
  • Jika larangan itu dihubungkan dengan komitmen, maka komitmen seperti apa yang dimaksudkan? Komitmen kita hanyalah kepada Tuhan yang dimana secara kasat mata akan tampak lewat aktivitas kita dalam berbagai kegiatan, diantaranya yang diadakan oleh gerakan Reformed Injili yang dipioneri Pak Thomas lewat GR/ST.

Tetapi kalau boleh berterus terang saya juga mempertanyakan apakah yang menjadi pioneer ataupun yang mendapatkan visi adalah yang juga akan selalu menjadi yang paling jitu ataupun diijinkan Tuhan untuk mewujudkannya? Saya jadi berpikir apakah kita sudah terlalu yakin bahwa apa yang kita jalankan sungguh berkenan di hadapan Tuhan? Apakah hanya kita (GR/ST) satu-satunya yang berhak mengklaim diri sebagai gerakan yang sungguh-sungguh Reformed Injili? Jika ya, siapa yang sesungguhnya berhak menilai ke-Reformed Injili-an kita, terutama menilai apakah yang kita lakukan memang berkenan di hadapan Tuhan? Jika tidak, mungkinkah saat inipun tengah bermunculan berbagai gerakan yang sifatnya Reformed Injili di luar GR/ST, meskipun tidak menggunakan label itu?

Saya tidak sedang mencoba ataupun berminat untuk memilih mana gerakan Reformed Injili yang berkenan di hadapan Tuhan, tentang itu saya percaya hanya Tuhan yang tahu. Di akhir tahun ini saya memang memilih untuk tidak ikut serta dalam NC 2007 dan memilih untuk ikut retreat L.C. yang diadakan Pak Lucas. Apakah itu juga dianggap sebagai pergeseran komitmen? Apakah kalau begitu saya boleh mengartikan bahwa setiap aktivis/hamba Tuhan/majelis GR yang bisa tetapi tidak ikut dalam NC 2007 harus dipertanyakan ulang komitmen-nya serta dipertimbangkan keikutsertaannya di dalam GR?

No comments: