Monday, July 30, 2007

Oh, Bobotku...!

(Tulisanku sepulang dari PDM di Sukamantri, November 2003)

Teman2....
Menyinggung soal premanisme, ik mau cerita dikit nih.... Ngga soal rok jatoh di jalanan lagi, ngga soal minum dari gelasnya bos, ngga soal dipanggil "mas" di Yogya.... Dengerin yah....
Beberapa minggu yang lalu, ik pergi ke gunung Salak selama seminggu, biasa deh acara bertapa tahunan. Sebetulnya ngga ada kejadian luar biasa kalau ngga karena yang akan ik ceritakan ini. Gini ceritanya.....



Malam itu udara sejuk sebagaimana adanya udara di kaki pegunungan. Seturun dari angkot, hati ik masih senang. Karena dipanggil "mbak" sama supir2 angkot di pangkalan tadi. Rupanya meski ik sudah 'menyamar-demi-keamanan, ik masih juga dikenali sebagai wanita. Meski ik memakai kaos hitam garang dipadu dengan celana rimba serta sandal gunung disertai kaos kaki putih manis (belum lagi membawa ransel di depan dan belakang), ik tetap dikenali sebagai wanita. Lain sekali dengan keadaan di jaman dulu saat meski ik sudah jelas2 pakai lipstick, tapi masih saja ada yang bertanya, "Wah... laki apa perempuan nih?!".

Tapi rupanya rasa senang ik tiada bertahan lama. Tragisnya peristiwa berikut yang dialami langsung menghapuskan kegembiraan yang berpendar2 di hati ik bagaikan lampu teplok di warteg desa. Baru saja turun angkot, ik dan seorang teman langsung disambut hangat oleh para tukang ojek yang memang sedianya kan membawa kami ke atas pos pendakian. Saat itu perasaan ik kian tak menentu karena ada seorang supir ojek yang dengan agak2 ribut bilang, "Yang perempuan kesini aja!"

Ik jadi curiga. Rasa senang dikenali sebagai wanita langsung hilang... Tapi dengan mengandalkan kekuatan pupu ik yang digdaya itu, ik mantap duduk di ojek tersebut. Dan teman ik pun tersenyum memberi semangat agar tetap tabah menghadapi apapun yang terjadi. Jalanan yang harus ditempuh memang amat sangat tidak mulus, berbatu2, sangat berpotensi membuat pantat jadi memar meski duduk di jok motor. Baru separuh jalan ditempuh... terjadilah peristiwa itu.... Dimulai dengan pertanyaan si abang ojek:

TO: "Neng, jarang naek motor yah?"
G: "Iya....kenapa, mang?"
TO: "BERAT INI, NENG!!!"

Dan setelah itu hinaan demi hinaan daku terima. Mulai dari diajari cara duduk di motor, yang gerakan badan ik menyong2 goyang2 ndak menentu, yang ditanya apakah ik yang bawa tas besar (carrier), lalu disuruh duduk lebih ke depan karena kata si mang, "Nanti aus ban belakangnya!!!" Ingin rasanya ik menjeritkan di hati bahwa ik sudah turun 7 kg dibandingkan saat yang sama di tahun lalu! Ik pun sudah sering sekali ke tempat itu dengan naik ojek dan sejauh ini belum ada tukang ojek yang complain soal balancing ik di atas motor......*&^%*%*%(*%*#)!+!@#!#":"(!@

Berdasarkan hasil analisa ik dengan teman2, si tukang ojek rupanya ingin mendapatkan ongkos lebih, tapi tak dinyana, ik tetap saja tega memberikan ongkos seperti yang sudah kita sepakati di bawah tadi. Hhhhhhh....... Belum tahu rupanya siapa ik...

Demikian kisah "tragis" ik di malam itu.


No comments: